TUGAS MANDIRI
MATA KULIAH ETIKA DAN
NILAI LINGKUNGAN
JEJAK EKOLOGI PRIBADI
DISUSUN OLEH :
NAMA :DEWI ANGGRAINI
NPM : 12131011134
PEMINATAN : KESEHATAN REPRODUKSI
EMAIL : anggraini_173wy@yahoo.com
DOSEN PEMBIMBING
PROF. SUPLI EFFENDI
RAHIM,PhD,MSc.
PROGRAM STUDI PASCA
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jejak
ekologis adalah ukuran dari permintaan manusia terhadap ekosistem bumi. Sebuah
jejak ekologis adalah pengukuran standar mempengaruhi unit pada habitat
yang didasarkan pada konsumsi
dan polusi . Ia
membandingkan permintaan manusia dengan kapasitas ekologi planet Bumi
untuk regenerasi. Ini merupakan jumlah lahan produktif secara biologis
danwilayah laut yang dibutuhkan untuk menumbuhkan sumber daya populasi manusia mengkonsumsi
dan menyerap dan membuat tidak berbahaya limbah yang sesuai. Menggunakan
penilaian ini, adalah mungkin untuk memperkirakan berapa banyak dari bumi (atau berapa banyak planet Bumi) itu
akan mengambil untuk mendukung kemanusiaan jika semua orang hidup gaya hidup tertentu.
Pada dasarnya, jejak ekologis ini berperan dalam
menentukan berapa banyak tekanan yang menuntut manusia pada alam. Hal ini juga
metrik untuk menghitung jumlah tekanan manusia di planet Bumi. Manusia adalah
spesies yang paling sukses di planet Bumi. Namun, kita menggunakan sumber daya
yang jauh lebih dari Bumi dapat menyediakan bagi kita. Sebuah organisasi
nirlaba yang disebut Global Footprint Network bekerja sama dengan semua orang
untuk mencoba untuk membantu kita hidup kehidupan yang baik dan sehat,
sementara yang ada dalam “berarti satu planet.”
Manusia membutuhkan apa alam mampu memberikan bagi
kita. Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak tahu berapa banyak sumber daya alam
kita gunakan. Untuk itu, kita tidak tahu berapa banyak sumber daya kita harus
menggunakan. Sejak tahun 1970, manusia telah melampaui permintaan tahunan pada
sumber daya. Apa itu artinya kami telah melampaui apa Bumi mampu mengisi setiap
tahun. Pada intinya, saat ini membutuhkan satu tahun dan enam bulan untuk
menumbuhkan jumlah sumber daya alam manusia digunakan dalam setahun. Para
Ekologis Footprintmeasures bagaimana
manusia cepat menciptakan limbah dan mengkonsumsi sumber daya seperti, ikan
kayu, kertas, dan energi. Fakta-fakta terbaru yang jika setiap orang hidup gaya hidup dari Amerika rata-rata kita membutuhkan lima planet.
Ecological Footprint adalah alat bantu untuk
dapat kita pergunakan dalam mengukur penggunaan sumberdaya dan
kemampuan menampung limbah dari populasi manusia dihubungkan dengan kemampuan
lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar. Ecological
Footprint dapat digunakan sebagai
ukuran prestasi kita dalam mendukung keberlanjutan bumi ini, dan menjadi
indikator terbaik dan efisien dalam mendukung keberlanjutan kehidupan. Alat
ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui apakah kegiatan
konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan ataukah
sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam
defisit (penurunan kualitas)
ekologi.
Ecological Footprint secara sederhana dapat
ditentukan dengan menelusuri berapa besarnya konsumsi sumberdaya alam (baik
berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang kita produksi dan disetarakan
dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis dalam satuan luasan
hektar (ha)
Pada tingkat global, jejak ekologi rata-rata orang di
bumi pada tahun 2005 adalah 2,7 hektar global per orang tanah, sedangkan ada
2,1 hektar global yang dapat diakses oleh setiap orang. Satu hektar global
adalah pengukuran yang digunakan untuk menentukan produktivitas lahan produktif
secara biologis dan air. Konsumsi individu sedikit lebih tinggi dari jumlah
tanah dan sumber daya yang tersedia untuk mempertahankan kehidupan manusia.
Manusia tidak akan dapat melestarikan pola hidup terutama jika pertumbuhan
populasi eksponensial dianggap. Lanjutan berlebihan sumber daya alam akan
mengakibatkan kelaparan manusia dan penyakit, lahan tandus, miskin kualitas
udara, bencana ekonomi global yang mengarah ke pemberontakan publik, dan
akhirnya kematian dari spesies manusia dan bentuk kehidupan lain dan spesies.
Untuk
tahun 2006, tapak keseluruhan ekologi manusia
diperkirakan 1,4 Bumi planet - dengan kata lain, manusia menggunakan layanan ekologi
1,4 kali lebih cepat sebagai Earth dapat memperbaharui mereka. Setiap
tahun, jumlah ini dihitung ulang - dengan tiga tahun lagi karena. waktu yang dibutuhkan untuk
PBB untuk mengumpulkan dan
mempublikasikan semua statistik yang mendasari. Sementara jejak ekologi istilah
digunakan secara luas, metode pengukuran bervariasi. Namun, standar
perhitungan sekarang muncul untuk membuat hasil yang lebih sebanding dan
konsisten.
Untuk mengukur dan mengetahui bagaimana dampak gaya hidup kita serta berapa banyak lahan yang tidak
membutuhkan untuk mempertahankan gaya
hidup kita, dapat dilakukan dengan cara mengikuti ecological footprint quiz
(kuis jejak ekologi) Atau bisa juga
dengan menghitungnya melalui Ecological Footprint Calculator (kalkulator jejak
ekologi). Hasil kuis Anda akan
menunjukkan kira-kira berapa banyak sumber daya yang Anda konsumsi, bagaimana
Anda bisa mengurangi kesan Anda. Kesan jejak Anda ditentukan oleh pilihan yang
Anda buat, apakah Anda mendaur ulang, pembelian produk lokal, berapa banyak
Anda berkendara, hal-hal alam itu.
Metode ini mempermudah kita melihat hubungan sebab
akibat dari tindakan atau gaya
hidup manusia terhadap kemampuan bumi dalam menopang kebutuhannya di dunia ini
secara kuantitatif. Sehingga kita dapat mengetahui seberapa boros, seberapa
banyak kita menghasilkan limbah dan seberapa berbahaya limbah yang kita
hasilkan, hingga menyangkut penjumlahan total lahan yang diperlukan untuk
menyediakan makanan, perumahan, transportasi, bahan-bahan konsumsi yang lain,
serta pelayanan yang kita gunakan.
Namun tidak semua lahan bisa berfungsi untuk menunjang
kehidupan kita secara berkelanjutan. Oleh karena itu Jejak Ekologi hanya
mengukur lahan yang mampu berproduksi dan mengelola limbah secara alami, atau
yang disebut lahan produktif biologis
B.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa pengertian dari jejak ekologis
2. Untuk mengetahui bagaimana jejak ekologis
pribadi
3. Untuk
mengetahui bagaimana cara mengurangi jejak ekologis pribadi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Jejak
Ekologi
Jejak ekologis adalah sistem yang mengukur seberapa banyak ruang (di
darat dan air) yang diperlukan manusia untuk menghasilkan sumber daya yang
mereka butuhkan dan menyerap limbah yang mereka hasilkan. Kalkulasi jejak
ekologis dilakukan dengan menghitung berapa hektar ruang hidup (darat dan air)
di bumi yang dibutuhkan oleh seorang manusia untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya dalam setahun (WWF, 2012).
Sebuah pendekatan yang baru-baru ini
populer dengan Ecological Footprint menjadi alat ukur yang mengkaji tingkat
konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Konsep "jejak kaki
ekologis" (Ecological Footprint) diperkenalkan pada tahun 1990-an
oleh William Rees dan Mathis Wackernagel (Wackernagel and Rees, 1996).
Ecological
Footprint adalah alat bantu untuk
dapat kita pergunakan dalam mengukur penggunaan sumberdaya dan kemampuan
menampung limbah dari populasi manusia dihubungkan dengan kemampuan lahan,
biasanya dinyatakan dalam hektar.
Ecological
Footprint dapat digunakan sebagai
ukuran prestasi kita dalam mendukung keberlanjutan bumi ini, dan menjadi
indikator terbaik dan efisien dalam mendukung keberlanjutan kehidupan. Alat
ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui apakah kegiatan
konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan ataukah
sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam
defisit (penurunan kualitas) ekologi.
Ecological
Footprint secara sederhana dapat
ditentukan dengan menelusuri berapa besarnya konsumsi sumberdaya alam (baik
berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang kita produksi dan disetarakan
dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis dalam satuan luasan
hektar (ha).
Istilah jejak kaki atau footprint telah dikenal
secara umum dalam pengelolaan sumber daya alam di dunia internasional sebagai
metode perhitungan kuantitatif yang menunjukkan pemanfaatan sumber daya alam
oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Saat ini telah dikenal tiga jenis footprint
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu 1) ecological footprint, 2) carbon
footprint dan 3) water footprint. Satuan dan sumber daya yang
dianalisis secara spesifik oleh masing-masing jenis footprint tersebut
berbeda-beda.
Ecological footprint difokuskan untuk menghitung
penggunaan lahan bioproduktif yang digunakan untuk menyokong populasi dunia dan
dinyatakan dalam satuan hektar. Perhitungan carbon footprint dititikberatkan
pada penghitungan penggunaan energi yang dinyatakan dalam volume emisi
karbondioksida (CO2) menggunakan satuan ton. Water footprint
adalah jenis footprint yang terakhir. Footprint ini menghitung
penggunaan air untuk menyokong kehidupan manusia yang dinyatakan dalam satuan
volume air (M3).
Konsep ecological footprint (EF), atau jejak
kaki ekologis, pertama kali diperkenalkan oleh William Rees dan Martin
Wackernagel pada tahun 1990-an. Konsep ini pada dasarnya dikembangkan sebagai
usaha pencarian indikator untuk pembangunan berkelanjutan dan khususnya
diharapkan dapat menjadi metode untuk mengukur secara
kuantitatif mengenai hubungan perlakuan manusia terhadap bumi dengan
daya dukung yang dimiliki oleh bumi itu sendiri (Wackernagel and Rees, 1996).
Konsep ini menegaskan bahwa hampir semua tindakan dan perilaku hidup manusia,
misalnya perilaku konsumsi dan transportasi, akan membawa dampak ekologis atau dampak
bagi lingkungan (Hoekstra, 2007).
Pendekatan EF dapat digunakan untuk mendidik
masyarakat mengenai penggunaan sumber daya alam yang berlebihan dan kemampuan
daya dukung bumi untuk menyokong keberlanjutan hidup mereka. Pendekatan ini
dapat digunakan sebagai indikator keberlanjutan. Pendekatan ini juga memberikan
penjelasan mengenai dampak perilaku manusia terhadap lingkungan dan dapat
menghubungkannya dengan daya dukung bumi.
Jenis analisis footprint yang kedua adalah
Analisis carbon footprint (CF). Carbon footprint adalah
indikator mengenai dampak aktivitas manusia terhadap iklim global yang
dinyatakan dalam jumlah gas rumah kaca (GRK) yang diproduksi. Carbon
footprint secara konseptual menggambarkan kontribusi individu atau negara
terhadap pemanasan global. Carbon footprint dapat menunjukkan total
emisi karbondioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya yang
diemisikan pada seluruh proses untuk menghasilkan produk atau jasa (Hoekstra,
2008).
Jenis
analisis footprint yang terakhir adalah analisis water foootprint (WF). Water
footprint dikembangkan oleh Hoekstra pada tahun 2002. Water footprint dapat
merepresentasikan jumlah volume air tawar yang dibutuhkan untuk menjaga
keberlanjutan suatu populasi, seperti yang diungkapkan oleh Madrid et al
“The water footprint represents the freshwater volume required to sustain a
population” (Madrid et al., not dated).
Hoekstra dan Chapagain (2004) dalam laporan hasil
penelitiannya mendefinisikan water footprint individu, bisnis
atau negara adalah total volume air tawar yang digunakan untuk memproduksi
makanan dan jasa yang dikonsumsi oleh individu, bisnis atau negara. Nilai water
footprint umumnya dinyatakan dalam satuan volume air yang digunakan setiap
tahunnya. Saat ini, water footprint telah berkembang menjadi alat
analisis yang digunakan untuk mengarahkan perumusan kebijakan kearah isu-isu
mengenai keamanan air dan penggunaan air yang berkelanjutan di negara maju
(Hoekstra, 2008).
Ecological Footprint dibutuhkan untuk menerjemahkan
semua efek ekologikal dari aktivitas
manusia pada lahan yang digunakan manusia untuk memproduksi barang
termasuk kandungan limbah yang dihasilkan.
Ada kecenderungan penduduk dunia untuk meningkatkan jejak ekologis sebagai
akibat dari emisi karbon dan permintaan bahan pangan yang tinggi, namun
ketersediaan lahan semakin berkurang. Berdasarkan data tahun 2008 telah
menunjukkan jejak ekologis yang ditinggalkan manusia melebihi kapasitas
biologis bumi, dimana bumi hanya mampu memproduksi sumber daya terbarukan dan
menyerap CO2 sebesar 50 persen dari yang dibutuhkan dunia (Gambar
1). Untuk itu bumi membutuhkan setidaknya 1,5 tahun untuk meregenerasi
sumberdaya terbarukan yang dimanfaatkan manusia selama satu tahun, serta
menyerap karbon yang dihasilkannya dalam jangka waktu yang sama. Apa yang terjadi
ini dikenal juga dengan istilah keterlampauan ekologis (ecological overshoot) (WWF, 2012).
Pemanfaatan
sumber daya alam akan semakin besar sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan
perekonomian masyarakat. Menurut Ludvianto (2013), sebagai ilustasi apabila
diumpamakan setiap rumah sederhana dengan ukuran 40 m2, membutuhkan
2 m3 kayu, dan 1 hektar hutan bisa menghasilkan rata-rata 25 m3
kayu (yang berarti 1 m3 kayu dihasilkan oleh lahan seluas 400 m2),
maka berarti setiap perluasan rumah sebesar 20 m2 (karena misalnya
si pemilik rumah sudah semakin bagus kondisi ekonominya), dibutuhkan tambahan
400 m2 lahan hutan untuk mendukungnya. Apabila kondisi ekonomi si
pemilik rumah semakin meningkat, dan rumahnya semakin diperbesar, maka konsumsi
kayu akan naik, dan konsumsi lahan hutannya juga akan naik secara nyata (setiap
kenaikan 20 m2 luas rumah, lahan yang harus ditebang kayunya akan
bertambah dengan 400 m2).
Menurut Nirmala (2012), analisis
jejak ekologi dilakukan dengan membandingkan gaya hidup dan konsumsi
manusia terhadap sumber daya yang dibebankan pada kemampuan
daya dukung alam (biocapacity)
untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Beberapa pertanyaan berikut ini
bisa digunakan untuk berefleksi sejenak tentang seberapa besar beban
yang sudah kita tanggungkan kepada bumi:
1. Seberapa banyak Anda
makan daging atau ikan, apakah lebih dari sekali sehari, atau kurang
dari sekali dalam seminggu?
2. Seberapa sering Anda
membeli produk-produk organik, baikdaging, sayur, dan juga
produk susu?
3. Seberapa sering Anda
membeli daging, sayur, dan produk susu yang diproduksi lokal?
4. Kendaraan apa yang Anda
miliki, yang sering digunakan untuk bepergian, mobil atau motor?
5. Berapa jam Anda
menggunakan motor atau mobil sendiri?
6. Seberapa sering
Anda menggunakan kereta, bis, dan alat transportasi umum lainnya?
7. Berapa jam yang Anda
gunakan dalam setahun ini untuk perjalanan lewat udara?
8. Berapa banyak orang
yang tinggal di rumah Anda?
9. Bagaimana cara
Anda menyejukkan rumah?
10. Apakah Anda mematikan
lampu dan alat-alat listrik lainnya saat tidak digunakan, atau
hanya mengubah dalam posisi standby?
11. Apa perlengkapan rumah yang
membutuhkan tenaga listrik yang Anda beli dalam 12 bulan
terakhir ini?
12. Berapa rupiah yang Anda
bayar untuk air, baik untuk mandi, menyiram tanaman,
dan sebagainya?
13. Sampah macam apa yang Anda
daur ulang?
Menurut
data WWF (2012), terdapat sepuluh negara yang paling boros atau mempunyai jejak
ekologis terbesar per orang dalam menggunakan sumber daya buminya, yaitu Qatar,
Kuwait, Uni Emirat Arab, Denmark, Amerika Serikat, Belgia, Australia, Kanada,
Belanda dan Irlandia. Sebagai ilustrasi, jika seluruh penduduk dunia memiliki
gaya hidup seperti penduduk Qatar maka dibutuhkan sebanyak 4,3 kali luasan bumi
untuk memenuhinya. Sementara itu, jika penduduk dunia memiliki gaya hidup
seperti penduduk Indonesia maka hanya dibutuhkan 0,6 bagian bumi untuk
memenuhinya.
B.
Jejak
Ekologis Pribadi
Untuk mengukur dan mengetahui
bagaimana dampak gaya hidup kita, dapat dilakukan dengan cara menghitungnya
melalui Ecological Footprint Calculator (kalkulator jejak ekologi) . Metode ini
mempermudah kita melihat hubungan sebab akibat dari tindakan atau gaya hidup
manusia terhadap kemampuan bumi dalam menopang kebutuhannya di dunia ini secara
kuantitatif. Sehingga kita dapat mengetahui seberapa boros, seberapa banyak
kita menghasilkan limbah dan seberapa berbahaya limbah yang kita hasilkan,
hingga menyangkut penjumlahan total lahan yang diperlukan untuk menyediakan makanan,
perumahan, transportasi, bahan-bahan konsumsi yang lain, serta pelayanan yang
kita gunakan.
Beberapa
faktor yang menjadi komponen perhitungan
adalah bagaimana jejak rantai makanan (food), tempat berteduh (shelter),
perjalanan untuk berkegiatan (mobility), barang (goods), jasa (service). Dari 5
jejak ini terasa mobilitas, makanan, dan perumahan mendapat porsi penyelidikan
yang besar. Sebaliknya barang dan jasa hanya sekelumit mendapat penilaian.
Adapun perhitungan bagaimana
menghitung seberapa besar jejak ekologis pribadi adalah sebagai berikut :
1. Transportasi
Dengan apa anda
bepergian hari ini?
a)
Berjalan…..0
b)
Bersepeda…..5
c)
Dengan Angkutan Umum….10
d)
Menumpang.....15
e)
Kendaraan Pribadi ….30
Jawaban
saya : Kendaraan Pribadi 2 kali (2x30) Nilaiku
60
2. Penggunaan Air
Seberapa banyak
air yang digunakan?
a)
Tidak mandi….0
b)
Mandi, 1-2
menit. ….5
c)
Mandi, 3-6
menit.… 10
d)
Mandi, 10
min …20
e)
Mandi dengan air satu bath tub penuh….20
f)
Mandi dengan air setengah bath tub….10
g)
Mandi dengan air bekas orang lain….10
h)
Menggosok gigi dg air kran tetap mengucur….5
i)
Mencukur kumis/jenggot dengan air kran tetap mengucur….5
Jawaban
saya : Mandi 3-6 menit (2x10) Nilaiku 20
3. Berpakaian
a)
Saya menggunakan pakaian lebih dari sekali sebelum di
cuci?
1)
Sering….0
2) Kadang-kadang….5
3) Tidak pernah….10
b)
Saya menggunakan pakaian bekas (yg diperbaiki)
1) iya….(-5)
2)
tidak….0
c)
Saya memperbaiki baju saya sendiri?
1) ya….(-5)
2)
Tidak….0
d)
50% dari baju saya
adalah baju turunan?
1) ya….(-5)
2)
tidak….0
e)
Saya membersihkan dan mengeringkan baju?
1)
none….0
2) 1-5 lembar….10
3) lebih dari 6 lembar….20
Nilaiku 0
4. Rekreasi
Mengenali permainan, olahraga, dan aktivitas dimana saya terlibat, pada
hari biasa di waktu senjang.
a)
Seberapa banyak peralatan yg diperlukan ?
1)
tidak ada atau
sedikit..0
2) beberapa….1x 10
3) cukup banyak….20
b)
Seberapa luas lahan yg dibutuhkan untuk bermain di
lapangan, dataran es, kolam renang, untuk
memenuhi kebutuhan rekreasi anda?
1)
tidak ada atau
sedikit….0
2) sedang (<1 hektar) 1x 10
3) cukup besar (>hektar)…20
c)
Saya menghabiskan uang hari ini untuk belanja (pakaian,
baju, peralatan olahraga)?
1) Tidak ada….0
2) $5…5
3) $10…10
4) $10+…1 pt. per dollar
Nilaiku 10
5. Makanan
a)
Berapa porsi daging yang dimakan sehari?
1) 0….0
2) 1
porsi….
10
3) 2 porsi….20
4) 3 porsi….30
b)
Seberapa banyak makan bersisa di piring?
1)
tidak ada… 0
2) sedikit….5
3) cukup banyak….10
c)
Saya mengkonsumsi campuran sisa sayur dan buah?
1) ya….0
2) tidak…. 10
d) Makanan yg saya
makan adalah makanan lokal?
1) semuanya….0
2) beberapa... 10
3) tidak ada….20
e)
Makanan yg saya makan adalah produk organik?
1) semuanya….0
2) beberapa.. 10
3) tidak ada….20
f)
Makanan yg dikonsumsi dibungkus plastik/kertas?
1) Tidak….0
2)
beberapa…. 10
3) Semuanya….20 Nilaiku 40
6. Sampah
Jika saya membuang seluruh sampah pada hari ini,
seberapa besar penampungan sampahnya?
a)
peti kayu….30
b)
kotak sepatu….
20
c)
secangkir….5
d)
tidak ada sampah….0
Nilaiku 20
Add Sub-Totals of “A-F” = Total 1: 150
Adapun
total sub nilaiku untuk A-F (Total 1) = 150
7. Ruang Tinggal
Hitung dalam satuan meter persegi ruang indoor yang diperlukah dlm
keseharian. Termasuk semua ruangan di rumah (termasuk garasi), sekolah (kantin,
kelas), kantor (ruang kantor pribadi, area kerja, toilet). Bagi luas total
ruangan dengan jumlah orang di dalamnya. Contoh:
Living
Space Averages Educ. Space/Per Student
Ave.
Dorrm Space – 25 sq m Classroom
& Lab – 30 sq m
Ave.
Apt. space - 35 sq m Administration - 3
sq m
Other -
5 sq m
Add
up “a-d” for “Total Square Meters”. (1 sq. meter = 10 sq. feet)
a) “Home” sq. meters = 180
divided by # of people = 8 Sq
meters Nilaiku 22
b) School sq. meters =
__________________
divided by # of people =
__________________ Sq meters
c) Office sq. meters = 150
divided by # of people = 30 Sq
meters Nilaiku 6
d) other sq. meters =
__________________
divided by # of people =
__________________ Sq meters
Nilaiku
untuk Total 2 : 28
TOTAL KESELURUHAN= (Total 1 + Total 2) X 3
( 150+28) x 3 = 178
x 3 = 534
Saya telah menghitung total dari ‘tiga’ tipikal keseharianku. Sekarang
total keseluruhan tersebut menjadi jejak ekologis
pribadiku, menggunakan
rumus dibawah:
Total keseluruhan dibagi 100 = jejak ekologis anda dalam satuan hektar
JADI JEJAK EKOLOGIS PRIBADI = 5.34 ha
Dari
hasil perhitungan kalkulator WWF kemungkinan kebutuhan saya adalah 5.34 ha,
ini melebihi dari kisaran rata-rata kebutuhan perorangan yaitu 1,5 ha. Mengapa
ini bisa terjadi?
Pengaruh
pendidikan terhadap konsumsi pangan Pola konsumsi pangan juga tergantung dengan
tingkat pendidikan anggota rumah tangga. Umumnya semakin tinggi tingkat
pendidikan formal penduduk menyebabkan meningkatnya pengetahuan dan wawasan
tentang pentingnya kualitas pangan yang dikonsumsi. Hal ini akan menyebabkan semakin
bervariasinya pangan.
Penghasil
pendapatan juga merupakan unit primer konsumsi pangan. Semakin tinggi
pendapatan rumah tangga maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang
dialokasikan untuk pangan. Akan meningkatkan konsumsi pangan. Adapun
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi
pangan adalah karakteristik tempat tinggal, pendapatan dan pendidikan.
Karakteristik tempat tinggal akan mempengaruhi jenis dan jumlah pangan yang
dikonsumsi
C. Cara Mengurangi Jejak Ekologis
Adapun langkah kecil untuk
penghargaan bumi dengan pengurangan jejak karbon Anda :
1.
Mematikan lampu jika meninggalkan ruangan.
Matikanlah
lampu saat Anda keluar ruangan untuk beberapa
waktu yang lama.
Mematikan lampu selama satu jam yang berdaya 20 Watt jumlah jejak karbon yang kita kurangi adalah 17,8 gram CO2.
Mematikan lampu selama satu jam yang berdaya 20 Watt jumlah jejak karbon yang kita kurangi adalah 17,8 gram CO2.
2. Mencabut colokan listrik

3.
Menggunakan transportasi umum
Bandingkan
emisi karbon yang dihasilkan jika kita menggunakan kendaraan umum dengan
kendaraan pribadi. umlah emisi yang dihasilkan perjalanan menggunakan kendaraan
umum adalah 0,19 gram CO2 per km dibandingkan dengan kendaraan pribadi sebesar
1,4 gram CO2. Menggunakan busway, kereta, bersepada, atau menggunakan
transportasi umum akan jauh memperkecil jejak karbon Anda. Tentu saja
jika Anda menggunakan sepeda atau berjalan kaki menuju ke tempat
aktivitas Anda, jejak karbon Anda adalah nol!.
4.
Menggunakan kantong atau tas tersendiri untuk belanja

5.
Menggunakan tempat minum sendiri
Emisi
yang dihasilkan setiap kali Anda mengkonsumsi air minum dalam kemasan 600 ml
adalah 842 gram CO2. Angka emisi yang cukup besar. Oleh karena itu sebisa
mungkin gunakan botol minum isi ulang sendiri disaat Anda bepergian atau di
luar rumah. Lebih sehat, aman, dan pastinya lebih hemat!
6.
Menggunakan tempat makan sendiri
Di
saat jam makan siang atau membeli makanan di luar, hindari pembelian makanan
dengan pembungkus kertas atau plastik.
Setelah
Anda selesai makan makanan tersebut sampah plastik pembungkus makanan Anda akan
terbuang dan memperbanyak volume sampah anorganik yang ada di lingkungan kita.
Gunakan
tempat makan Anda sendiri untuk membeli makanan di luar rumah atau kantor.
Menggunakan tempat makan sendiri lebih sehat, aman, dan ramah lingkungan.
7.
Mengurangi konsumsi daging

8.
Menghindari styrofoam untuk mengurangi sampah
anorganik dan menjaga kesehatan

Pemakaian
styrofoam terus menerus dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko
kanker, merusak sumsum tulang, dan sistem kekebalan tubuh. Di beberapa negara
sudah melarang penggunaan styrofoam misalnya Jerman.
9.
Tidak menyisakan makanan yang kita makan
Menghabiskan seluruh makanan yang kita makan berarti tidak meninggalkan jejak karbon dalam setiap kali mengkonsumsi makanan. Setiap 30 gram (1 gorengan) makanan yang tidak kita habiskan 11,2 gram CO2.
10. Menggunakan
kertas print dengan bolak-balik dan menggunakan kertas bekas
Setiap
lembar kertas HVS 70 gram yang kita gunakan untuk mencetak atau print dokumen
menghasilkan jejak karbon 227 gram CO2. Setiap kali Anda menge-print dokumen
atau artikel hendaknya di print bolak-balik
11. Menanam
pohon

Pohon adalah penyerap alami karbon dioksida yang merupakan gas terbesar jumlanya sebagai penyebab perubahan iklim. Semakin banyak pohon yang kita tanam berarti semakin banyak penyerap alami gas rumah kaca.
Jika
langkah kecil tersebut secara nyata kita lakukan secara kontinyu maka Anda
adalah bagian orang yang memberikan penghargaan terhadap bumi dan mendukung
upaya memerangi pemanasan global.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ecological Footprint adalah
alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam mengukur penggunaan sumberdaya dan
kemampuan menampung limbah dari populasi manusia dihubungkan dengan kemampuan
lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar. Jejak ekologi merupakan satu
sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang diperlukan populasi
manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan menyerap limbah yang
dihasilkannya. Jejak ekologi tak pernah lagi menjadi sebuah acuan negara dalam
proses pembangunan dengan melihat neraca aset-aset alam (ekologi)
Jejak ekologis
merupakan sistem yang mengukur seberapa banyak ruang (di darat dan air)
yang diperlukan manusia untuk menghasilkan sumber daya yang mereka butuhkan dan
menyerap limbah yang mereka hasilkan. Kalkulasi jejak ekologis dilakukan dengan
menghitung berapa hektar ruang hidup (darat dan air) di bumi yang dibutuhkan
oleh seorang manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam setahun.
Setiap orang selayaknya mengetahui jejak ekologisnya masing-masing dan berusaha
untuk mengurangi jejak tersebut guna menjaga bumi agar tetap berkelanjutan.
Jika dikaji
dari beberapa komponen jejak ekologis yang
saya miliki maka untuk didapat hasil dengan nilai sebesar 5,34 ha. Itu menunjukkan bahwa jejak
ekologis pribadi saya melampaui nilai rata-rata penduduk
Indonesia yaitu 2,6 ha.
Rekomendasi
yang saya peroleh yaitu mengurangi jejak
karbon, dengan cara: menggunakan transportasi yang bersih, menambahkan
perlengkapan untuk simpanan energi di rumah dan mengadopsi kebiasaan menyimpan
energi; mengurangi jejak makanan,
dapat dilakukan dengan cara misalnya: makan makanan lokal, organik dan musiman,
membeli bahan makanan dari petani lokal atau pasar tradisional, pilih makanan yang
memiliki sedikit kemasan untuk mengurangi sampah; mengurangi jejak perumahan, dengan cara: memilih material bangunan,
perlengkapan dan produk pembersih yang berkelanjutan dan mengadopsi kebiasaan
menyimpan air; mengurangi jejak barang
dan pelayanan, dapat dilakukan dengan cara misalnya: membeli produk yang
memang benar-benar dibutuhkan; mendaur ulang seluruh bahan seperti kertas,
kaca, aluminium dan plastik; membuat pupuk kompos dari sisa makanan; membeli
produk-produk yang dapat didaur ulang.
B. Saran
Diharapkan kepada manusia agar dapat menjaga alam dan pola gaya hidup dan perilaku
yaitu dengan cara : Pertama,
nilai-nilai moral dan budaya, di dalamnya termasuk nilai keagamaan, Kedua,
pendidikan, yang diharapkan mampu meningkatkan kapasitas seseorang, baik
individu maupun kolektif, dalam menyikapi dan mengubah diri untuk mendukung
gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Ketiga, perundang-undangan atau aturan
dan tata kerja yang jelas, yang mendorong manusia tidak akan secara sembrono
menguras sumber daya alam. Keempat, harga pasar, yang mendorong seseorang
bergerak mengeksploitasi sumber daya guna mendapatkan keuntungan
sebanyak-banyaknya. Lebih dari itu, sesungguhnya pasar juga bisa memberikan
peluang dan dapat mendorong perilaku konsumennya agar bertindak ramah
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen ESDM. 2010. Kebijakan
Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga
Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain. Makalah Seminar. FP
UB-Dirjen ESDM Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 15 Maret 2013 "Global Footprint Network
Homepage." Global Footprint Network. www.footprintnetwork.org
Ecological
Footprint. 2013. What It Measures:
Ecological Footprint Quiz by Center for Sustainable Economy. (online version), (diakses 16 Maret
2013).
Ludvianto,
B. 2013. Kejarlah daku, kau yang ditangkap: Mencoba mengurai ancaman terhadap
keanekaragaman hayati dengan konsep “Tapak Ekologi”. (online version), (diakses 16 Maret 2013).
Monfreda, C., M. Wackernagel and D. Deumling. "Establishing
national natural capital accounts based on detailed Ecological Footprint and
biological capacity assessments." Land Use Policy
21 (2004): 231-246.
Nirmala. 2012. Bagaimana Mengukur Jejak Ekologi. (online version), (diakses 16 Maret
2013).
Scherr, S.J, J.C. Milder, and M. Inbar. 2007. Paying Farmers for
Stewardship. In Scherr, S.J and J.A. McNeely (Editors). Farming with
Nature: Science and Practice of
Ecoagriculture. IslandPress. Washington.
Suharto, E. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Rafika
Aditama.
WWF. 2012. Living Planet Report 2012.
(online version), (diakses 16 Maret 2013).